(¯` ♥ بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ♥ ´¯)
Bacalah dengan penuh Cinta dan Dzikir hati
----------------------------------------------------
(¯`v´¯).♥ Menjemput Keindahan Dengan Keindahan ♥.(¯`v´¯)
Senja itu,
Seorang sahabat yang tidak pernah letih
melantunkan kidung do'a-do’a harapannya
termenung di sudut kekhawatiran.
Gurat2 kegelisahan tanpak jelas menyelimuti
wajah beningnya.
Saya tau, sudah lama dia belajar merajut surga
impian dengan benang-benang munajat syahdunya.
Surga impian yang di rindukan oleh setiap
hamba-hambaNya yang sholih. Surga impian
yang menjadi ratapan pilu dalam setiap
ritual cinta seorang hamba yang sedang
menyendiri. Surga impian bagi para ikhwan
sejati yang sedang bertekad menyempurnakan
separuh agamanya.
Tapi sekarang.
Bunga-bunga harapan yang senantiasa
menghiasi angannya mulai menghimpit senyumnya.
Menciptakan kabut-kabut pekat dalam hatinya.
Membuai kekhawatiran dan kegelisahan yang sangat.
Memalingkan semua angannya dari sekenario
indahnya tuhan. Bahkan kado spesial yang
sedang di persiapkan tuhan pun tidak pernah
mendapatkan tempat di singgasana pikirannya.
Saya tau semua itu.
Saya dapat merasakannya.
Karena sebelumnya kondisi hati saya tidak jauh
beda dengannya.
Tapi sekarang hati ini sudah mampu tersenyum.
Tersenyum dalam setiap sandiwara indah tuhan.
Alhamdulillah...
Saya katakan kepada sahabat saya.
"Akhi...
Impianmu adalah impianku dulu. Impianmu adalah
impian para hamba yang sholih. Inpianmu adalah
impian para ikhwan yang merindu akhwat yang sholihah.
inpianmu adalah impian perindu "baiti jannati".
Tapi...
Taukah akhi, Sekarang saya telah mampu menghapus semua
mimpi indah itu. Saya merasa malu dengan semua impian itu.
Hati ini tidak kuasa menuntut banyak tentang keindahan. Saya
sadar, diri dan jiwa ini tidaklah seindah impian saya. Tidakkah
egois jika jiwa yang kotor menuntut jiwa bening yang
bertabur keindahan? Pantaskah jika seekor kumbang yang
berlumuran kotoran membelai bunga melati yang putih bersih
nan suci? Bukankah sebuah kesombongan jika merasa berhak
mndapatkan keindahan? Tidakkah cukup naïf jika pungguk
merindukan rembulan? Sungguh, betapa malunya diri ini.
Saya membayangkan Allah tersenyum geli dan berkata...
“Engkau ingin pendamping yang baik dan sholihah sudahkah
Engkau sendiri baik dan sholih? Engkau merindukan pribadi
yang suci dan indah sudahkah engkau sendiri suci dan indah?
Engkau merasa berhak mendapatkan semua keindahan itu
sedangkan hakku engkau kemanakan? Bukankah aku sebagai
penciptamu yang lebih berhak menentukan urusanmu? Engkau
menuntut semua inpianmu kepadaku seakan engkau tidak
percaya ayat 3&26 surat An-nur bahwa pribadi yang indah
berpasangan dengan yang indah pula.”
Akhi…
Sekarang saya hanya bisa berusaha keras memperindah diri
dan jiwa ini. Sembari berharap kepada Dzat yang maha pengasih
agar menjdikan saya seorang hamba yang sholih. Hamba
yang selalu takut kepada Nya. Hamba yang bertabur keindahan
dan kasih sayang. Hamba yang senantiasa belajar mengukir
namaNya yang indah dalam qolbu.
Akhi…
Inilah ikhtiarku sekarang.
Membiarkan hati ini senantiasa tersenyum dalam setiap
sandiwara indah tuhan.
Menyediakan ruang husnudzon yang selebar-lebarnya
untuk kado spesial yang sedang di racik tuhan.
Inilah ikhtiarku sekarang.
Menjemput pendamping yang sholihah dengan mensholihkan
diri.
Inilah ikhtiarku sekarang.
Menjemput keindahan dengan keindahan”
No comments:
Post a Comment